Dear Kunkun,
kamu udah dengar kan soal analogi tangga? semoga aja udah.
setelah berhari-hari membanggakan analogi tangga itu. Nggak tau kemaren, nggak tau tadi, nggak tau kapan, aku nyadar. serasa ada yang aneh dengan analogi tangga.
Kamu tau apa Kun,
Rasa-rasanya analogi tangga udah nggak berlaku. Kenapa ya kun? kamu tau? biasanya kan kamu selalu tau meskipun aku sendiri nggak tau.
Kun, aku mau tanya. mungkin nggak kita naik tangga baru tanpa beranjak dari tangga sebelumnya?
Nggak usah dijawab. aku udah tau jawabannya. ENGGAK.
Jadi bukan itu. terus apa coba?
Kun, pertanyaan kedua.
kamu percaya nggak sih kalau aku bilang, tangganya basah kena hujan? jadinya licin. aku kepeleset deh sampai dasar.
Tunggu, jangan di jawab dulu.
pertanyaan selanjutnya,
Kun, bukannya itu ya yang selama ini aku pengen? harusnya aku seneng kan? tapi rasanya malah aneh.
Kabar baiknya adalah, untung ada "teman yang aku sampai bingung mau tak sebut apa" dan "temen yang nyadar kalau dirinya cuek". dengan cerita ke mereka, rasanya langsung Plong. mereka pake hair dryer sama blower kali yabuat ngeringin tangganya.
Iya kun, aku memang pengen turun dari tangga itu, tapi turun pake kakiku sendiri. anak tangga demi anak tangga. bukan karena kecelakaan, bukan karena KEPELESET.
Jadi pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini adalah lain kali kalau bikin tangga itu indoor aja. bebas hujan, angin topan, petir. kalau bisa bebas gempa dan tsunami juga, tapi gimana caranya ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar